![]() |
Tuan Guru Dato Dr Harun Din |
Abu Salamah, “Telah berkata Abu Qatadah, Rasulullah s.a.w. bersabda
yang bermaksud, sesiapa yang telah melihat daku dalam mimpinya, maka
sesungguhnya dia telah melihat yang benar (al-Haqq). Hadis riwayat al-Bukhari
dan Muslim.
![]() |
Doa yang dianjurkan Untuk bermimpi berjumpa Rasulullah oleh Tuan Guru Dato Harun Din |
Anjuran dalam menyintai Rasulullah perlulah menyintai Ahlil Bait
baginda
Mencintai keluarga dan sahabat Nabi adalah mengikuti teladan
Rasulullah SAW yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mencintai Nabi
SAW.
Tuntunan dan teladan ini juga diberikan oleh keluarga dan sahabat
Rasul sendiri. Di antara mereka terdapat rasa cinta yang mendalam, antara satu
dengan lainnya saling menghargai dan menghormati. Hal ini dibuktikan dari
ungkapan-ungkapan mereka:
1. Dari Aisyah RA, Abu Bakar berkata, “Sungguh kerabat Rasulullah
SAW lebih aku cintai daripada kerabatku sendiri.” (HR. al-Bukhari)
2. Dari Ibnu Umar RA dari Abi Bakar RA, beliau berkata,
“Perhatikanlah Nabi Muhammad SAW pada ahlul-baitnya.” (HR al-Bukhari).
3. Dari Wahab al-Suwa’i, ia berkata, “Sayyidina Ali pernah
berkhutbah kepada kami. Beliau bertanya , ‘Siapa orang yang paling mulia
setelah Nabi Muhammad SAW?’ Aku menjawab, ‘Engkau wahai Amirul Mukminin.’
Sayyidina Ali berkomentar, ‘Tidak, hamba yang paling mulia setelah nabi-Nya
adalah Abu Bakar, kemudian Umar.’” (As-Syafi Juz II hal 428).
4. Ketika sahabat Umar dimandikan dan dikafani Sayyidina Ali masuk,
lalu berkata, “Tidak ada di atas bumi ini seorangpun yang lebih aku sukai untuk
bertemu Allah SWT dengan membawa buku catatan selain dari yang terbentang di
tengah-tengah kalian ini (yakni jenazah Sayyidina Umar). ” (Ma’ani al-Akhbar,
hal 117)
5. Dari 33 putra Sayyidina Ali tiga di antaranya diberi nama Abu
Bakar, Umar, dan Utsman. Dari 14 putra Sayyidina Hasan dua dua di antaranya
diberi nama Abu Bakar dan Umar, dan di antara 9 putra Sayyidina Husain dua di
antaranya diberi nama Abu Bakar dan Umar. Pemberian nama ini tentu soja dipilih
dari nama orang-orang yang metjadi idolanya, dan tidak mungkin diambil dari
nama musuhnya. (Al-Hujaj al-Qathiyyah, hal 195).
6. Bagi Ahlussunnah Sayyidina Ali adalah seorang imam yang mulia
dan harus dijadikan panutan. Sayyidina Ali adalah seorang pemberani dan
sekali-kali bukanlah seorang pengecut Sebagai pemimpin pasukan, di antara
sekian banyak peperanngan yang dilakukan pada zaman Rasul SAW, beliau selalu
menjadi pahlawan yang tak terkalahkan. Karena itu tidak mungkin beliau bersikap
penakut dan pura-pura atau taqiyah apalagi mengajarkannya.
lnilah beberapa alasan yang melandasi keharusan mencintai keluarga
dan sahabat Nabi SAW. Sudah tentu kecintaan dan penghormatan yang diberikan
adalah secara berimbang. Tetap berpedoman pada prinsip tawassuth, tawazun dan
i’tidal, jauh dari fanatisme buta.
KH Muhyiddin Abdusshomad
Pengasuh Pondok Pesantren Nuris, penulis kitab Al-Hujaj al-Qatiyyah fi Shihhatil Mu’taqidat wal ‘Amaliyyat an-Nahdliyyah, Ketua PCNU Jember
Pengasuh Pondok Pesantren Nuris, penulis kitab Al-Hujaj al-Qatiyyah fi Shihhatil Mu’taqidat wal ‘Amaliyyat an-Nahdliyyah, Ketua PCNU Jember
No comments:
Post a Comment